PMK-231/PMK.03/2019

Penjelasan Penjelasan Mengenai
PMK-231/PMK.03/2019
Tata Cara Pendaftaran & Penghapusan NPWP, Pengukuhan &
Pencabutan Pengukuhan PKP, serta Pemotongan &/ Pemungutan,
Penyetoran, & Pelaporan Pajak Bagi Instansi Pemerintah

By : Umara Tax

A.     Dasar Hukum
1.      UU KUP
         Pasal 2 ayat (5)
         Pasal 3 ayat (3c)
         Pasal 9 ayat (1)
2.      UU PPh
         Pasal 21 ayat (8)
         Pasal 22 ayat (2)
3.      UU PPN
         Pasal 16A ayat (2)

PMK No. 231/PMK.03/2020
Ada dua ketentuan
1.      Ketentuan Formal
·         Syarat formal NPWP dan PKP
·         Tata cara dan jangka waktu penyetoran
·         Tata cara dan jangka waktu pelaporan
2.      Ketentuan Material
·         Kewajiban potput dan belanja pemerintah
·         Kewajiban pemungutan PPN atas belanja pemerintah
·         Kewajiban pemungutan PPN atas pendapatan pemerintah


Menurut Pasal 1 angka 9 PMK No. 231/PMK.03/2020 “Instansi Pemerintah adalah instansi pemerintah pusat,  instansi pemerintah daerah, dan instansi pemerintah desa, yang melaksanakan kegiatan pemerintahan serta memiliki kewenangan dan tanggung jawab penggunaan anggaran.”

B.     INSTANSI PEMERINTAH
è Wajib mendaftarkan diri pada KPP atau KP2KP yang wilayah kerjanya meliputi tempat kedudukan Instansi Pemerintah menurut keadaan yang sebenarnya.
è Dilakukan oleh :
o  Kepala Instansi Pemerintah Pusat, KPA, atau pejabat yang melaksanakan fungsi tata usaha keuangan
o    Kepala Instansi Pemerintah Daerah atau pejabat yang melaksanakan fungsi tata usaha keuangan
o   Kepala desa atau perangkat desa yang melaksanakan pengelolaan keuangan desa berdasarkan keputusan kepala desa Desa(NPWP digunakan oleh PA/KPA, PPSPM, Bendahara, atau Kaur Keuangan. NPWP tidak ada NPWP cabang)
è Intansi Pemerintah yang melakukan penyerahan BKP dan/atau JKP kecuali pengusaha kecil, wajib melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai PKP. Apabila tempat kedudukan dan tempat kegiatan usaha Instansi Pemerintah tidak berada di wilayah kerja KPP yang sama, maka Instansi Pemerintah wajib melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai PKP pada KPP yang wilayah kerjanya meliputi tempat kedudukan Instansi Pemerintah
è Permohonan Lain Dan Penghapusan NPWP
Permohonan Lain( Dapat dilakukan secara jabatan) :
1.      Perubahan Data
2.      Pemindahan tempat terdaftar
3.      Penetapan sebagai WP Non-efektif
Penghapusan NPWP (Dilikuidasi PMK-48 Tahun 2017 tentang likuidasi entitas akuntansi pad K/L
1.      Tidak lagi beroperasi
2.       Pembubaran karena penggabungan
3.       Tidak mendapat alokasi anggaran
4.      Sebab lain
è Kewajiban Instansi Pemerintah
1.    Wajib memotong/memungut atas setiap pembayaran yang merupakan objek potput ( Pasal 4 (2), Pasal 22 , Pasal 15, Pasal 23 Pasl 21/26)
2.      Harus membuat bukti pemotongan/pemungutan PPh
PPH PASAL 4 AYAT 2
·         Persewaan tanah/bangunan
·         Pengalihan hak atas tanah/bangunan
·         Usaha jasa konstruksi
·         Hadiah undian
·         Pembelian barang/jasa dengan WP peredaran tertentu
Tidak dilakukan pemotongan atas :
1. Persewaan tanah dan/bangunan kepada penyedia jasa pelayanan penginapan beserta akomodasinya
2.      Pengalihan tanah dan/bangunan oleh:
a.      OP dg penghasilan di bawah PTKP, dengan nilai
pengalihan kurang dari Rp60.000.000,00.
b.      OP/Badan dalam rangka BGS/BSG/pemanfaatan BMN
c.       OP/Badan yang bukan subjek pajak
PPH PASAL 15
·         Jasa penerbangan dalam negeri
·         Jasa pelayaran dalam negeri
·         Jasa pelayaran dan/atau penerbangan luar negeri

Pemotongan atas penghasilan sehubungan dg pekerjaan, jasa, kegiatan kepada WP OP dalam negeri
         Tidak Dilakukan Pemotongan Atas:
1.  Pembayaran kepada WP yg memiliki dan menyerahkan fotokopi Surat Keterangan berdasarkan PP23
2.      Pembayaran kepada WP yg dapat menyerahkan fotokopi Surat Keterangan Bebas Potput
        PPH PASAL 22
>           Pemungutan sehubungan dengan pembayaran atas pembelian barang
                   Tidak Dilakukan Pemotongan Atas:
o   Jumlahnya paling banyak Rp2.000.000,00 tidak termasuk PPN dan bukan merupakan pembayaran yang dipecah
o   dengan Kartu Kredit Pemerintah
o   Untuk pembelian BBM, BBG, pelumas, benda pos serta untuk pemakaian air &  listrik
o   Untuk pembelian barang dg dana BOS
o   Untuk pembelian gabah dan/atau beras
o   Untuk pembelian barang/jasa dari WP dengan peredaran bruto tertentu
o   Untuk pembelian barang dari WP dengan SKB Potput
       PPH PASAL 23
       Pemotongan atas penghasilan yang dibayarkan, disediakan untuk dibayarkan,                       atau telah jatuh tempo pembayarannya kepada Wajib Pajak dalam negeri atau                       Bentuk Usaha Tetap berupa :
  1.   Bunga termasuk premium, diskonto, dan imbalan karena jaminan pengembalian utang
  2.       Royalti
  3.              Hadiah, penghargaan, bonus, dan sejenisnya selain yang telah dipotong PPh Pasal 21
  4.       Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta, kecuali yang telah dikenai PPh Pasal 4 ayat (2)
  5.      Imbalan sehubungan dg jasa yang pembayarannya dibebankan pada APBN,APBD atau APBDes selain jasa yang telah dipotong PPh Pasal 21
Tidak Dilakukan Pemotongan atas :

o   Dibayarkan atau terutang kepada bank
o   Sewa sehubungan dengan sewa guna usaha dengan hak opsi
o Terutang kepada badan usaha atas jasa keuangan yang berfungsi sebagai penyalur pinjaman dan/atau pembiayaan
o   Jasa yang telah dikenai PPh yang bersifat final
o   Jasa pengangkutan/ekspedisi yang dikenai PPh Pasal 15
o   Pembelian jasa dari WP dengan SKB Potput
o   Jasa yang telah dipotong PPh Pasal 21
     PPH PASAL 26
      Pemotongan PPh atas penghasilan yang dibayarkan kepada Wajib Pajak luar                          negeri selain Bentuk Usaha Tetap berupa:
1. Bunga termasuk premium, diskonto, dan imbalan karena jaminan pengembalian utang
2. Royalti, sewa, dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta
3.  imbalan sehubungan dengan jasa, pekerjaan, dan kegiatan
4. Hadiah dan penghargaan

C.     BUKTI POTONG
    Dalam melakukan pemotongan atau pemungutan PPh,  Instansi Pemerintah harus  membuat bukti pemotongan atau pemungutan PPh.
           Dapat Berupa:
1.       Bukti penerimaan negara ( BPN)
2.  Bukti pemotongan atau pemungutan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan
3.      Dokumen tertentu yang kedudukannya dipersamakan dengan bukti pemotongan atau pemungutan PPh.
D.    KEWAJIBAN PPN ATAS BELANJA


    PKP Rekanan menyerahkan barang kena pajak dan jasa kena pajak  kepada instansi   pemerintah, Faktur pajak dibuat pada saat menyampaikan tagihan berdasarkan dokumen penagihan.
            Tidak dilakukan pemungutan atas :
1.      jumlahnya paling banyak Rp2.000.000,00 tidak termasuk PPN dan bukan merupakan pembayaran yang dipecah
2.      Pembayaran dg Kartu Kredit Pemerintah
3.      utk pengadaan tanah
4.      Utk penyerahan BBM & bahan bakar  minyak oleh Pertamina
5.      Penyerahan jasa telekomunikasi oleh perusahaan telekomunikasi
6.      Atas jasa angkutan udara yang diserahkan oleh perusahaan penerbangan
7.      Mendapat fasilitas PPN tidak dipungut/dibebaskan
KEWAJIBAN PPN ATAS PENDAPATAN
Pemerintah adalah unit tertentu dari badan pemerintah yang memenuhi kriteria sebagai bukan SPDN UU PPh
Termasuk BLU & BLUD Atas penyerahan jasa yang disediakan oleh Pemerintah dalam rangka menjalankan pemerintahan secara umum tidak dikenai PPN.
           Syarat:
è Jasa sehubungan dengan kegiatan pelayanan yang hanya dapat
          dilakukan oleh Pemerintah sesuai kewenangannya berdasarkan peraturan perundang-           undangan
è jasa tersebut tidak dapat disediakan oleh bentuk usaha lain
PKP instansi pemerintah menyerahkan BKP dan JKP kepada pembeli lalu pembeli menyerahkan pembayaran uang + PPN kepada instansi pemerintah.
o  PKP Instansi Pemerintah yang melakukan penyerahan BKP/JKP wajib  memungut PPN
o   PKP Instansi Pemerintah wajib membuat Faktur Pajak atas  penyerahan BKP/JKP
o   Pajak Masukan tidak dapat dikreditkan bagi PKP Instansi Pemerintah yang menyediakan jasa dalam rangka menjalankan pemerintahan secara umum, kecuali menjalankan pola pengelolaan keuangan BLU/BLUD
E.      PENYETORAN DAN PELAPORAN
          Penyetoran
1.      Instansi pemerintah pusat dan daerah
o   Max 7 hari setelah tanggal pembayaran dg mekanisme Uang Persediaan.
o   Pada hari yang sama dg tanggal pembayaran dg mekanisme Langsung
2.      Instansi Pemerintah Desa
Max tanggal 10 bulan berikutnya setelah tanggal pembayaran
          Pelaporan
Jenis SPT :
1. SPT Masa PPh Pasal 21/26
2. SPT Masa unifikasi bagi Instansi Pemerintah
3. SPT Masa PPN bagi PKP Instansi Pemerintah
Jangka waktu pelaporan:
1. SPT Masa PPh Pasal 21/26 dan SPT unifikasi paling lama tanggal 20 bulan berikutnya
2. SPT Masa PPN paling lama akhir bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir

F.      KESIMPULAN

NPWP BENDAHARA PEMERINTAH  -> NPWP INSTANSI PEMERINTAH

Sebelum PMK Berlaku
·         Pelaksanaan hak & kewajiban untuk Masa Pajak sebelum PMK berlaku, menggunakan NPWP Bendahara Pemerintah
·   Terhadap dokumen kontrak/penagihan yg menggunakan NPWP Bendahara, namun penyetoran pajak dilakukan setelah PMK berlaku, maka penyetoran menggunakan NPWP Instansi Pemerinta

Setelah PMK Berlaku
·         DJP secara jabatan:
o   Menghapus NPWP Bendahara Pengeluaran,Penerimaan,& Desa
o   Mencabut PKP Bendahara Penerimaan
o   Menerbitkan NPWP baru untuk seluruh Instansi Pemerintah
o   Mengukuhkan PKP secara jabatan bagi Bendahara Penerimaan yg telah dikukuhkan PKP sebelum PMK ini.
·         Instansi Pemerintah melakukan:
o   Penyampaian perubahan data ke KPP
o   Pengajuan Sertifikat Elektronik dan aktivasi akun PKP bagi Instansi Pemerintah yang telah dikukuhkan PKP

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PENEGASAN TENTANG PPh ATAS JASA PEMAKAIAN GUDANG/LAPANGAN PENUMPUKAN DI LINGKUNGAN PELABUHAN

UMARA TAX CONSULTING

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 58 TAHUN 2023 TENTANG TARIF PEMOTONGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 ATAS PENGHASILAN SEHUBUNGAN DENGAN PEKERJAAN, JASA, ATAU KEGIATAN WAJIB PA.JAK ORANG PRIBADI